SSMS Raih PROPER Biru ke-5 dari KLHK

 

PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk  (SSMS) melalui 3 unit bisnisnya kembali meraih penghargaan Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (Proper) Biru dalam pengelolaan lingkungan hidup dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

 

Ketiga unit bisnis tersebut yaitu PT Sawit Sumbermas Sarana (SSS), PT Kalimantan Sawit Abadi (KSA), dan PT. Mitra Mendawai Sejati (MMS) menerima penghargaan Proper tingkat Nasional untuk periode tahun 2020 - 2021.

 

Head of Sustainability, Henky Satrio W. mengaku bangga atas penghargaan Proper tersebut. Menurutnya, penghargan ini sejalan dengan komitmen keberlanjutan SSMS, dimana Proper Biru dari Kementerian LHK merupakan penghargaan atas komitmen perusahaan terhadap ketaatan lingkungan. “Ini ke-5 kalinya SSMS menerima PROPER Biru. Hal ini menujukkan konsistensi SSMS dalam mengimplementasikan berbagai kebijakan dan inisiatif dalam pengelolaan lingkungan berkelanjutan. Lebih dari itu, pencapaian ini juga menunjukkan dukungan Perusahaan terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan global (Sustainable Development Goals/SDGs)”.

 

Inisiatif SSMS dalam hal pengelolaan lingkungan, salah satunya diwujudkan melalui pembangunan pabrik biogas. Biogas adalah salah satu teknologi yang umum digunakan untuk mengolah POME dan mengonversinya menjadi energi listrik.

 

Dengan adanya pabrik biogas ini, SSMS mampu mengubah limbah-limbah produksi kelapa sawit menjadi energi listrik yang kemudian dipasok untuk memenuhi kebutuhan listrik operasional Perusahaan dan sebagian disalurkan ke pemukiman sekitar.

 

Henky juga menambahkan, kedepannya SSMS  akan terus berupaya untuk menjaga dan mempertahankan predikat yang sudah dicapai, terutama di bidang keberlanjutan.

 

Dijelaskannya, penghargaan PROPER merupakan sebuah program penilaian dari KLHK yang diberikan terhadap perusahaan yang telah terbukti memenuhi kriteria: dokumen lingkungan, pengendalian pencemaran air, pengendalian pencemaran udara dan pengendalian limbah B3.

 

Berbagai kriteria tersebut diharapkan menjadi indikator bagi perusahaan untuk berpartisipasi dalam pembangunan lingkungan yang berkelanjutan bukan hanya terfokus pada pencapaian profit, namun dunia usaha harus memperhatikan lingkungan sekitarnya, baik lingkungan fisik, non fisik, maupun lingkungan sosial.